Dalam sistem tenaga listrik, umumnya digunakan generator sinkron fasa
tiga untuk pembangkit tenaga listrik yang utama, maka pengaturan
frekuensi sistem praktis tergantung pada karakteristik dari generator
sinkron tersebut.
Untuk dua buah generator sinkron yang bekerja
secara paralel, diagram vektor dari fluks magnetik, tegangan, arus dan
dayanya, digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Diagram vektor dua buah generator sinkron yang bekerja paralel
Apabila
kopel penggerak salah satu generator pada gambar (1.1) diperbesar, maka
rotor (kutub) generator akan bergerak maju dalam arti bahwa vektor Φ
akan bergerak ke arah yang memperbesar komponen daya aktif MW dari
generator, misalkan hal ini dilakukan terhadap generator nomor 2, maka
keadaan akan berubah seperti ditunjukkan oleh vektor Φ2’, E2’ dan I2’.
Selanjutnya
komponen daya aktif generator 2 akan berubah dari MW2 menjadi MW2’.
Penambahan kopel penggerak generator memerlukan tambahan bahan bakar
pada unit thermis dan pada unit hydro memerlukan penambahan air. Oleh
karenanya produksi MWH dari unit-unit pembangkit listrik memerlukan
bahan bakar untuk unit thermis dan memerlukan sejumlah air untuk unit
hydro. Sedangkan untuk daya reaktif (VAR) tidak akan terpengaruh dengan
penambahan kopel penggerak ini, karena komponen daya reaktif lebih di
pengaruhi oleh perubahan pada komponen penguat medan magnet dan
tegangan.
Menurut prinsip dasar dalam dinamika rotor, ada
hubungan antara kopel mekanis penggerak generator dengan perputaran
generator, dapat dituliskan dalam bentuk persamaan[2]:
(TG – TB) = M x(1)
dimana:
TG = torsi atau kopel penggerak generator
TB = torsi atau kopel beban yang membebani generator
M = momen inersia dari generator beserta mesin penggeraknya
= kecepatan sudut perputaran generator
Karena frekuensi yang dihasilkan generator merupakan sama dengan kecepatan rotornya, sehingga dapat dituliskan dengan:
f =(2)
Hal
ini berarti bahwa pengaturan frekuensi sistem merupakan pengaturan dari
kopel penggerak generator atau pengaturan daya aktif dari generator.
Untuk mesin penggerak generator, pengaturan frekuensi sistem di lakukan
dengan pengaturan pemberian bahan bakar pada unit thermis dan pengaturan
pemberian air pada unit hydro.
Sedangkan untuk sistem beban,
frekuensi akan turun apabila daya aktif yang dibangkitkan tidak
mencukupi kebutuhan beban dan sebaliknya frekuensi akan naik apabila ada
kelebihan daya aktif dalam sistem. Secara mekanis, dengan melihat
persamaan (1) dan (2) dinamika frekuensi sistem dalam kaitannya dengan
pembangkitan daya aktif dapat dituliskan sebagai berikut [2]:
a. Jika TG – TB = ΔT < 0, maka< 0, sehingga frekuensi akan turun (3)
b. Jika TG – TB = ΔT > 0, maka> 0, sehingga frekuensi akan naik (4)
Namun
secara tidak langsung penyediaan daya reaktif dapat pula mempengaruhi
frekuensi sistem, karena penyediaan daya reaktif mempunyai pengaruh
besar terhadap kenaikan tegangan, yang selanjutnya dapat menyebabkan
kenaikan beban daya aktif. Namun pengaturan frekuensi sistem lebih
dominan kaitannya dengan penyediaan daya aktif.
referensi:
Zuhal, “Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya”, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1995
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment