Baik Sobat Setrum. Kali ini admin akan posting sebuah komponen listrik yang sudah sering kita jumpai disekitar kita, yaitu lampu LED. Komponen ini cukup bisa menarik perhatian banyak orang karena warnanya yang beragam. Oke deh ga usah berpanjang lebar, kita langsung ke TKP untuk mengupas apa itu LED.
LED (Light Emitting Diode)
LED adalah dioda yang dapat
mengeluarkan cahaya. Karena kemampuannya itu maka LED lebih sering
dipakai sebagai indikator dalam suatu alat. Ingin mengetahui lebih dalam
lagi ??? Pembahasannya akan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami
maka Ikuti terus penjelasan ini.
Prinsip kerja LED
Di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya
jika elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kita
dapat mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, seperti
infrared, hijau/biru/merah dan ultraviolet.
Cara Kerja LED
Kita sudah tau bahwa LED adalah dioda, sehingga memiliki kutup ( polar
). Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda. Dan
bagaimana kita dapat membedakan kutup-kutupnya ?? Perhatikan bahwa 2
kawat ( kaki ) pada LED memiliki panjang yang berbeda. Kawat yang
panjang adalah anoda sedangkan yang pendek adalah katoda.
Ada cara lain lagi, yaitu jika kamu melihat dari atas, kamu akan
mengetahui ada sisi yang datar. Sisi yang datar itu adalah katoda. Jika
kamu lihat ke dalamnya, kamu dapat membedakannya berdasarkan bentuk yang
terlihat.
Dan bagaimana dengan LED bertipe surface mount ( SMD ) ?
Prinsip kerjanya masih sama, hanya bentuknya saja yang berbeda. Ada
beberapa cara yang berbeda untuk menandai kutup dari LED SMD, Jadi cara
yang terbaik adalah mengecek pada datasheet.
Bagaimana dalam memilih resistor ?
Mengapa kamu memerlukan resistor yang dirangkai seri dengan LED ? Karena
tidak ada pengatur kuat arusnya ! LED akan terbakar jika tanpa
resistor.
Arus menentukan seberapa terang sebuah LED. Lebih besar arus maka
lebih terang pula LED itu. Arus pada LED seharusnya sekitar 10 – 20 mA.
Ketika arus melewati sebuah LED, jatuh tegangan pada LED sekitar 1,6 V,
sebenarnya tergantung pada arus juga. Jadi begitulah gunanya sebuah
resistor.
Kemudian, Lihatlah datasheet sebuah LED. Lihatlah ke bawah sampai kamu melihat beberapa grafik.
Terlebih dahulu lihatlah grafik sebelah kanan. Pilihlah terang LED
yang diinginkan dan pakailah grafik ini untuk menentukan arus yang
diperlukan. Sebagai contoh, Kita memilih intensitas luminous ( tingkat
terang gelap sebuah LED ) sebesar 1, diketahui bahwa arus sebesar 20 mA
yang diperlukan.
Ini bearti bahwa arus 20 mA harus melewati LED untuk mendapatkan
terangnya LED sebesar 1. Sekarang, kita dapat menghitung jatuh tegangan
pada LED berdasarkan arus yang diketahui. Lihatlah grafik sebelah kiri
pada 20 mA. Sekarang kamu tahu bahwa jatuh tegangannya sebesar 1,85 V.
Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED tidak hanya sebuah fungsi dari
arus, tetapi juga warna LED dan suhu (disebabkan perbedaan zat kimia
pada LED ).
Warna Beda Potensial
Infrared 1,6 V
Merah 1,8 V – 2,1 V
Jingga 2,2 V
Kuning 2,4 V
Hijau 2,6 V
Biru 3,0 V – 3,5 V
Putih 3,0 V – 3,5 V
Ultraviolet 3,5 V
Kemudian, menentukan berapa tegangan yang digunakan untuk LED.
Contohnya, jika kamu menggunakan regulator 5 V, bearti kamu menggunakan
tegangan 5 V. Jika kamu menggunakan baterei 6 V, bearti tegangan yang
digunakan 6 V.
Terakhir, Gunakan persamaan ini ( berdasarkan hukum Ohm, V = IR )
(tegangan yang digunakan – jatuh tegangan )/ arus forward = nilai resistor
( 6 V – 1,85 V ) / 0,02 A = 207,5 ohms
LED tidak begitu sangat sensitif terhadap nilai resistor, Jadi jangan
khawatir jika kamu harus menggunakan resistor dengan toleransi besar.
Lain-lain
Ada beberapa hal penting yang sebaiknya kamu ketahui dalam datasheet
LED. Yang pertama adalah sudut pandang. Sudut pandangn yang lebar bearti
cahaya tidak akan sampai jauh, tetapi akan menyebar. Lampu flash pada
kamera memiliki sudut pandang yang lebar.
Akan tetapi, sudut pandang yang sempit bearti cahaya lebih terkonsentrasi pada area yang lebih kecil, seperti laser.
Datasheet biasanya akan memberi kamu berupa angka tunggal, tetapi
beberapa akan menjelaskan lebih detail dalam distribusi cahaya per
sudut.
Dan tentunya pada grafik panjang gelombang, terdapat nilai puncaknya.
Mengapa grafik ini penting ? Itu akan berguna jika kamu menggabungkan
LED dengan sensor warna.
Sekian, semoga bermanfaat
(tulisan ini dikutip dari yunus07elektro.wordpress.com)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Silahkan tinggalkan komen anda
ReplyDeleteApakah jatuh tegangan memang harus 1,85V?
ReplyDeleteTidak Harus..tergantung dr warna LED itu sendiri..tks
Deletesiip..
ReplyDeletemantaf gan info nya..
(y)
Ok. Sama-sama Mbak Suci Anggraini. Mudah-mudahan bermanfaat
Deleteaamiin..
Deletesiip dah..
(y)